Kita telah sampai di bulan Muharram. Bulan haram, yang mana bulan ini dimuliakan masyarakat Arab, sejak zaman Jahiliyah sampai zaman Islam. Pada bulan-bulan haram tidak boleh ada peperangan. Az Zuhri mengatakan “Dulu para sahabat menghormati Syahrul hurum”. Maka kita menghormati bulan haram dengan menjauhkan dari segala pertikaian, dan perkuat tali persaudaraan.
Seperti apakah bentuk persaudaraan yang bisa dilakukan di bulan Muharram? Mari perhatikan kisah berikut ini!
Hijrahnya Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah bersama Abu Bakar membuat penduduk Makkah kecewa dan marah. Kaum Quraisy telah menyediakan hadiah 100 ekor unta betina muda yang hampir beranak, bagi siapa yang berhasil menangkap Nabi Muhammad ﷺ.
Pada suatu hari, ketika sejumlah orang dari bani Mudlij sedang mengadakan pertemuan, diantara mereka terdapat Suraqah bin Malik. Tiba-tiba datang kepada mereka seorang lelaki sambil berkata, “Saya baru saja melihat beberapa bayangan hitam di pantai. Saya yakin mereka adalah Muhammad dan sahabatnya.”
Suraqah pun paham bahwa mereka adalah Muhammad, tetapi dengan pura-pura ia berkata, “Bukan mereka adalah si fulan dan si fulan yang sedang bepergian untuk suatu keperluan.” Kemudian ketika orang beralih membicarakan masalah lain, dengan perlahan-lahan dia menyelinap keluar dari kumpulan mereka.
Lalu dia segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, diperintahkan pelayannya menyiapkan kuda. Kemudian disuruhnya membawa kuda itu ke lembah dengan sembunyi-sembunyi dan menambatkannya disana. Sebelumnya Suraqah berkata kepada pelayannya “Hati-hati agar tidak kelihatan oleh orang lain, siapkan juga senjataku, dan kamu keluar dari pintu belakang”.
Sesampainya di lembah, Suraqah mengenakan baju besi, menyandang pedang, dan memasang pelana. Kemudian dia berpacu sekencang-kencangnya menyusul Nabi Muhammad. Suraqah terkenal sebagai penunggang kuda yang cekatan. Perawakannya tinggi besar. Kedua matanya tajam, sebagai pencari jejak yang cermat, pandai, dan berpengalaman. Jalan-jalan sukar yang dilalui, dapat ditempunya dengan sigap. Dia sabar dan hati-hati. Kudanya tangkas dan terlatih baik.
Suraqah memacu kudanya dengan cepat, hingga ketika sampai dekat Rasulullah, tiba-tiba kudanya terjungkal dan dia pun terjatuh terpelanting. Dia kemudian bangun dan mengejar kembali sampai mendengar bacaan Rasulullah ﷺ. . Abu Bakar berulang kali menoleh ke belakang, sedangkan Rasulullah berjalan terus dengan tenang. Tiba-tiba terperosoklah kedua kaki depan kaki kuda Suraqah ke dalam pasir sampai sebatas lutut hingga membuatnya terjatuh darinya. Ia bangun dengan berlumuran tanah kemudian berteriak memanggil-manggil untuk meminta diselamatkan.
Tatakala Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar menghampirinya, Suraqah meminta maaf dan berkata “Ambilah perbekalanku, harta dan senjataku”. Kemudian Nabi menjawab tawaran itu, “Kami tidak membutuhkan itu! Yang kuminta supaya engkau tidak menyebarkan berita tentang kami”. Suraqah menyahut, “Baiklah, Aku berjanji dengan Allah kepada kalian berdua, aku akan menyuruh kembali setiap orang yang berusaha melacak kalian di belakangku.”
Setelah itu, pulanglah Suraqah dan setiap bertemu dengan orang-orang yang mencari Rasulullah ﷺ ,, dia selalu menyarankan supaya kembali saja. Demikianlah kisah Suraqah bin Malik. Di pagi hari, ia berjuang giat ingin melenyapkan nyawa Nabi ﷺ, tetapi di sore hari berbalik menjadi pelindungnya. Dan di penghujung wafatnya Nabi ﷺ , Suraqah bin Malik menyatakan keimanannya, dengan mengucapkan kalimat laaillahaillah.
Tarikan Hikmah
Apa hikmah yang bisa digali dari kisah tersebut? Mari kita gali hikmahnya!
1. Abu Bakar setia menemani Nabi ﷺ, baik dalam suka maupun duka, saat itu hatinya cemas, memikirkan keselamatan Nabi. Abu Bakar berulang kali menoleh ke belakang, memastikan bahwa kondisi perjalanan menuju Madinah aman. Hal ini menjadi pelajaran bahwa orang beriman harus setia dan sabar menjaga tali persaudaraan. Perhatikanlah saudara seimanmu! Apakah mereka sedang merasakan kesulitan? Saat kita mampu maka bantulah mereka.
2. Suraqah terkenal sebagai penunggang kuda yang cekatan, selain itu Suraqah adalah pencari jejak yang cermat, pandai, dan berpengalaman. Namun tiba-tiba kudanya jatuh dan dirinya terpelanting. Ini merupakan mukjizat bagi Nabi. Para Imam hadist menyepakati kebenaran riwayat tersebut, terutama Imam Bukhari dan Muslim. Persitiwa ini dapat dimasukkan ke dalam daftar deretan mukjizat Nabi. Dan peristiwa ini juga yang membuat Suraqah bin Malik mendapatkan hidayah pertamanya. Dimana 10 tahun setelahnya, beliau menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam. Semoga kisah tersebut menambah keimanan.
Ingin mendengarkan kisah ini dalam bentuk audio, tunggu kehadirannya di website www.lenterasirohanak.com
#duakurikulum_iman&alquran
Sumber Tulisan :
1. Sirah Nabawiyyah, karya DR. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Penerbit Robbani Press.
2. Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah, Karya DR. Abdurrahman Ra’fat Basya Jilid 4. Diterbitkan oleh IAIN Sumatera Utara Medan