Nak, Ketika Engkau Hadir Lebih Awal
Suatu ketika di pagi hari yang cerah terjadilah dialog singkat antara santri dan guru di salah satu sudut ruang kelas Kuttab Al-Fatih Jember. Dialog ini berhasil menggoreskan satu kesan mendalam tentang indahnya benih keimanan yang mulai tumbuh bersemi dan tersirat dari apa yang santri-santri perempuan ini ucapkan dari lisannya. Betapa membahagiakannya ketika kesadaran untuk datang lebih awal ke majelis ilmu mulai tumbuh dan dinikmati oleh santri-santri ini. Bukan hanya semangat untuk datang lebih awal bahkan anak-anak ini berebut kebaikan.
“Ustadzah, tadi ana berangkat setengah enam dari rumah…” seru ananda yang bertempat tinggal di Sumuran, Ajung, bersemangat pagi itu.
“Alhamdulillah semoga Allah selalu memudahkan dan mengistiqomahkanmu ya nak”
Disusul dengan teman-teman lainnya yang juga telah hadir. “Mohon dido’akan nggih ustadzah, semoga ana tidak pernah terlambat hadir majelis.”
“Ana juga ustadzah, jam dinding di rumah ana dilebihkan 30 menit biar nggak telat”
“Ustadzah, alhamdulillah tadi ana tahajud, trus sambil nunggu adzan subuh muraja’ah. Habis sholat subuh ana juga gak tidur lagi, langsung bantuin Bunda masak.
“Ustadzah, do’ain ana biar istiqomah gak tidur setelah subuh nggih”
Sejurus kemudian, ada teman mereka berjalan tergopoh-gopoh dan dengan nafas terengah-engah menghampiri temannya yang sedang mengembalikan sapu pada tempatnya,
“Teman-teman, sebelah mana yang belum disapu? Bunga sudah disiram semua? Masih ada sisa amal sholih ndak buat ana?”
Dengan wajah sedih temannya menjawab, “Sudah semua, maaf kita semua gak nyisakan amal sholeh karena waktunya udah mau ikrar.”
“MasyaAllah.. Allah telah mencatat niat mu untuk beramal sholeh nak, InsyaAllah masih ada kesempatan, nanti anti bisa membuatkan dan menyuguhkan teh untuk Ayah Bunda yang hadir kesini nggih.”
“Alhamdulillah.. Nak, ketika kalian hadir lebih awal, banyak pahala jariyah yang akan kalian raih. Membersihkan kelas, menyapu halaman, menyiram bunga, menata sendal di rak, ataupun menyapa semua ustadz-ustadzah sehingga pagi itu kalian mendapatkan do’a langsung dari beliau semua.”
“Ketika semua penuntut ilmu di sini merasa nyaman karena kebersihan dan kerapian majelis maka kalian akan turut mendapatkan aliran pahalanya karena turut membersihkan dan merapikannya.”
“Dan sebaliknya jika kalian terlambat, kalian akan kehilangan salah satu kesempatan amal sholih itu.. membersihkan, merapikan dan menyiapkan majelis ilmu, bahkan tidak semua ustadz-ustadzah bisa antum mintai do’a karena beliau telah memasuki kelas untuk mengajar.”
“Enggih ustadzah, kami malu sama Allah kalau telat, malu sama malaikat nanti absennya kita catatannya ” T ” terus. Malu sama adik-adik kelas juga karena kita kan kakak yang paling tua, harus jadi contoh buat mereka.” jawab mereka semangat.
“Kalau keadaannya tidak memungkinkan ndak papa nak, bisa dimaklumi, misalkan rumah jauh atau ada halangan yang lain, asalkan selalu menyampaikan izin kepada Ustadz-Ustadzah.”
“Tapi meskipun rumah jauh, ana mau berangkat lebih pagi lagi, ustadzah.”
“MasyaAllah barakallah fiik nak..”
“Mengupayakan tidak hadir terlambat adalah salah satu wujud taat.”
“Bagian dari syari’at.”
… dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu dimintai pertanggungjawaban… Qur’an Surat Al Isra’ ayat tiga puluh empat.
Santri-santri tersebut adalah santri kuttab level qonuni satu dan dua akhwat, yang berisikan santri-santri perempuan usia delapan sampai sembilan tahun. Sungguh ini menjadi hal yang meninggalkan kesan, dialog-dialog khas santri yang menyejukkan hati dan menambah semangat di pagi hari.