Orangtua kepada Anaknya
Dunia Pendidikan Islam pernah mencatat nama seorang ulama besar yang salah satu dari ratusan karyanya membahas tentang konsep pendidikan. Lahir di kota Qairuwan, di mana saat itu dikenal dengan sebutan Daarus Sunnah yang menjadi mercusuar di wilayah Afrika Utara bagi para penuntut ilmu syari’. Dialah Abu Abdillah Muhammad Bin Abi Sa’id Bin Suhnun, atau yang kita kenal saai ini sebagai Ibn Suhnun. Suhnun adalah julukan untuk ayahnya yang bernama Abdussalam Bin Said Bin Habib At-Tunukhi, seorang yang faqih dan tokoh besar Madzhab Maliki di Afrika Utara.
Ada perkataan menarik dari seorang Suhnun kepada Guru dari putranya. Perkataan ini disampaikan dalam kitab Adabul Mu’allimin karya Ibn Suhnun cetakan ke-2 yang sudah di tahqiq oleh Hasan Husni Abdul Wahab dimana sang ayah berpesan kepada Guru anaknya dalam kalimat:
:كان سحنون يقول لمعلم ابنه
لا تؤدبه إلا بالمدح و لطيف الكلام, ليس هو ممن يؤدب بالضرب والتعنيف, وإني أرجو أن يكون نسيج وحده, وفريد زمانه, واتركه على نحلتي
Adalah beliau Suhnun mengatakan kepada guru anaknya :
“Janganlah engkau mendidiknya kecuali dengan pujian dan perkataan yang lembut, dia bukanlah anak yang harus dididik dengan pukulan atau kekerasan, dan sesungguhnya aku berharap agar dia menjadi orang yang istimewa dan tidak ada yang sebanding dengannya pada zamannya nanti, dan ketika aku meninggalkannya nanti atas keikhlasanku”
Dari ucapan tersebut, tidaklah beliau Suhnun (Abdussalam Bin Said Bin Habib At-Tunukhi) berpesan kepada Guru dari anaknya kecuali berpesan dengan pesan yang sangat mendalam dan menunjukan bahwa ia sangat mengenal karakter anaknya. Ini adalah poin penting bagi pendidikan anak-anak kita, yaitu seorang ayah semestinya mampu mendalami karakter anaknya, sehingga hal itu yang bisa disampaikan kepada Sang Guru, untuk bisa melejitkan potensi anak, serta bisa memprediksikan masa depan anaknya.
Terbukti seorang Abu Abdillah Muhammad Ibn Suhnun yang kemudian tumbuh menjadi ahli di berbagai bidang ilmu yang diantara karyanya dalam pemikiran Pendidikan Islam masih menjadi rujukan banyak ‘ulama saat ini. Bisa terbayang betapa banyaknya keberkahan yang terus mengalir yang diterima Suhnun Sang Ayah atas manfaat ilmu anaknya.
Karena Ayah, ya Ayah, semestinya tidak sekedar hadir dalam kehidupan anak-anaknya, tidak sekedar memberikan nafkah kepada meraka, namun juga memahami tabiat mereka tidak lain adalah dengan mendidik mereka.
[الفرقان : 74] رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
…”Ya Rabb kami! Anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Al-Furqon : 74)
Ya Allah bimbing kami, menjadi ayah dan orangtua yang sejati. Wallahu’alam