Penerimaan Guru Al-Fatih se-Indonesia

Keberhasilan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik para sahabat perlu kita cermati dengan seksama. Bagaimana tidak, Rasulullah sebagai seorang Guru seluruh umat mampu mendidik lintas generasi, mulai dari kalangan anak-anak, dewasa/pemuda hingga orang yang lebih tua usianya. Dan tidaklah Rasulullah wafat, kecuali telah menumbuhkan ribuan sahabat yang mampu memakmurkan bumi ini sampai ratusan tahun setelahnya dan hingga akhir zaman ini. Merekalah generasi sahabat menjadi generasi terbaik hasil didikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang ini digambarkan dalam firman-Nya:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
”Adalah kalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan buat manusia, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah” (Ali Imron: 110)
Keberhasilan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai Guru peradaban manusia juga diikuti oleh generasi setelah para sahabat yaitu generasi tabi’in kemudian tabi’ut tabi’in, hingga para ‘Ulama yang istiqomah dalam jalan perjuangan ini. yang ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
”Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)
Sampailah kita pada hari ini, yang entah mengapa ruh pendidikan mulai bergeser. Kita melihat dari banyak sisi baik itu guru, metode, tujuan, pendekatan dan sarana penunjang pendidikan tidak lagi berhias ruh pendidikan sebagaimana Rasulullah ajarkan. Sehingga nampaknya kita harus membuka kembali lembaran-lembaran kegemilangan masa itu dan mengambil keteladanan dari apa yang telah Rasulullah ajarkan. Karena kita ingat firman Allah Ta’ala:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً -٢١-
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS Al Ahzab:21)
Maka kami memulainya dengan menyiapkan guru. Karena guru adalah yang menjadi ujung tombak dalam perjuangan panjang pendidikan melahirkan generasi gemilang umat ini. Terbukalah kesempatan untuk amal yang indah di zaman ini. Amal yang hasilnya sangat luar bisa yaitu melahirkan generasi kebangkitan Islam. in syaa Allah.
Inilah guru,
yang ia adalah ahli ilmu, sungguh Allah Ta’ala telah memuliakan ahli ilmu mensejajarkan dengan Allah Ta’ala dan para malaikat yang mulia. Allah Ta’ala berfirman:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
”Allah menyaksikan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, dan para malaikat dan orang-orang yang berilmu menegakkan keadilan. Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ali Imron:18)
Inilah guru,
yang ia adalah ahli ilmu bahkan ulama yang hanya takut kepada Allah Ta’ala
إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْ
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fatir 28)
Inilah guru
yang ia adalah ahli ilmu yang menunjukan kebaikan-kebaikan kehidupan manusia. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
”Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Inilah guru,
Yang ia adalah orang yang selalu belajar. Ia belajar sebelum menunaikan kewajiban untuk menyampaikan ilmu, harus mengumpulkan ilmu, mengkaji ilmu, menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) bahkan berusaha mengamalkan ilmunya, karena hakikat ilmu adalah dengan mengamalkannya.
Inilah guru,
Yang ia berhati-hati dalam menyampaikan ilmu. Jangan sampai ia menyampaikan ilmu tapi tanpa dasar ilmu, walaupun menyampaikannya hanya satu ayat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
”Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461).
Inilah guru,
yang ia berhaq mendapatkan keutamaan-keutamaan yang mulia, seperti yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصنَعُ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِر
”Barangsiapa yang menempuh jalan yang di jalan tersebut dia mencari ilmu maka Allah akan membuat dirinya menempuh jalan diantara jalan-jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya untuk para penuntut ilmu karena suka dengan apa yang dia lakukan. Sesungguhnya seluruh makhluk di langit dan di bumi akan memohonkan ampunan kepada orang yang berilmu, termasuk ikan di tengah-tengah air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) dibandingkan ahli ibadah (yang beramal tanpa ilmu) bagaikan keutamaan rembulan di malam hari (saat bulan purnama) dibandingkan seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak dirham dan mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak.” (Shahih jaami’ 5/302)
Inilah guru,
Yang ia mendidik bukanlah sekedar profesi, atau pemenuh kebutuhan diri sendiri. Ia adalah pendidik yang mendidik dengan keinginan tinggi dan kesadaran memperbaiki diri mengharap ridho Illahi Allah Ta’ala.
Karena guru,
bukanlah profesi tapi pada hakikatnya adalah pengabdi dengan pengabdian terbaik dan termulia di sisi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, yang hanya mengharap Ridho-Nya.
Bermodal keyakinan berharap kebesaran..
Ya Rabb bimbinglah kami..