Pertemanan yang Menumbuhkan Iman
Kamis 14 Sya’ban. Sepenggal kejadian yang menyejukkan di Kuttab Al Fatih BCB Depok, berbanding terbalik dengan panasnya terik matahari saat itu. Diantara hiruk pikuk penjemputan santri, kami duduk dan berbincang di selasar selepas menunaikan shalat dzuhur dan makan siang. Ditengah perbincangan, ada beberapa santri menghampiri kami.
A: “Assalamu’alaikum Ustadz”
Santri-santri itu menyapa dan bergantian mencium tangan kami. Seorang diantara mereka ada yang masih meninggalkan air mata di wajahnya.
Ustadz: “Wa’alaikumussalam warahmatullah. Kamu kenapa nangis, Nak?”
Teman-teman: “Sedih, Ustadz. Teman kita ada yang mau pergi ke luar negeri karena ayahnya kerja disana” (sahut temannya)
Ustadz: “Sini nak, mendekat ke Ustadz”
(A pun mendekat ke Ustadz)
Ustadz: “Air mata kamu panas atau dingin?”
A: “Gatau, Ustadz” (dengan polosnya ia menjawab sambil memeriksa air matanya)
Ustadz: “Gini nak, kalau air mata kita keluar karena bahagia itu namanya air mata dingin. Kalau air mata kita keluar karena sedih dan takut, itu namanya air mata panas. Kalau kamu menangis karena berpisah dengan temanmu, itu air mata dingin, Nak. Yaudah sekarang, kalian doakan teman kalian disana yaa”
A dan teman-teman: “Iyaa, Ustadz” (sahut mereka bahagia)
Ustadz: “Ustadz doakan, semoga Allah pertemukan kalian lagi di dunia dan di surga”
A dan teman-teman: “Aamiin, makasih Ustadz”
Mereka pun kembali bermain dengan bahagia. Begitu indahnya pemandangan iman pada siang itu. Semoga kalian termasuk satu diantara tujuh golongan yang berada dalam naungan Allah di hari akhir. Aamiin
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)
#gemburkanIMAN
#JelangRamadhan