Pertemuan darat malam itu setelah menjadi kesepatakan di grup WA, maka terjadilah pertemuan darat pertama kalinya satu sama lainnya tak kenal, dan saling wait and see. Siapa dan bagaimana sosok masing-masing yang hadir di acara malam itu.

Hadirnya Kuttab Al Fatih Sidoarjo (KAFSIDA) bermula dari kegiatan komunitas peduli pendidikan. Lebih lanjut mengerucut menjadi grup komunitas kuttab Sidoarjo terbentuk di awal 2017. Walaupun dalam sejarahnya terikat dengan aktifitas grup WA yang digagas oleh Ust. Ali Ridho. Dan berkumpullah beberapa orang diantaranya kemudian menjadi penggagas pendirian KAFSIDA diantaranya Ibu Puri Sakinah, Ibu Adel, Ibu Aliyaturrahmah,Ibu Sangga,  Jimmi Abdillah, Samsul Huda, Faishol, Akbar Muzakki, M Rusli Maika, M. Haqi, Farid Kurniawan, Adi,  Ketua PPMI Jawa Timur Hadiyan Maryadi (almarhum).

Berlanjut dengan kesungguhan dan beberapa kali pertemuan dilakukan di wilayah Rewwin. Dan kesungguhan itu diwujudkan dengan pertemuan serius hingga  bersepakat untuk membuat yayasan untuk mewadahi terselenggaranya kuttab. Namun setelah observasi ke KAF Gresik dan KAF Malang, ternyata untuk mendirikan KAF itu tak perlu yayasan. Justru yang diperlukan itu proposal kesungguhan untuk mendirikan kuttab.

Setelah proposal jadi dan dikomunikasikan sekaligus pengajuan ke KAF Pusat, mendapatkan jawaban bahwa proposal KAFSIDA ditolak, karena tak menyertakan calon Penanggungjawab Syar’I. Selain itu juga dilengkapi dengan calon Kepala Kuttab dan guru.

Karena persyaratan begitu ketat, maka tim penggagas KAFSIDA berusaha mencari siapa calon PJ. Syar’I, Kepala Kuttab, dan guru. Maka tim segera berbagi tugas untuk mencari sumber daya manusia sebagai persyaratan wajib selain tanah wakaf yang akan didirikan kuttab.

Berpacu dengan waktu yang terkait dengan tahun ajaran baru pendidikan sekolah 2018, Alhamdulillah bersyukurlah dikemudian hari dan janjian di tempat yang telah ditentukan yaitu di masjid An Nur Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ketemulah ust. Azmi, Ust. Saiful, Ust. Abdul Ghofar, ust. Wahyu Firmansyah, Lc  dan Ust. Wafi Marzuki Ammar, Lc.  Lanjut silaturrahim Syawalan di rumah Ust. Samsul Huda yang berada di wilayah Tlocor.  Pertemuan diakhiri dengan berselancar dengan perahu di pantai Tlocor. Usai acara tersebut beberapa hari kemudian bertambah beberapa calon guru akhwat di antaranya Ustadzah Putri Ramadhani, Ustadzah Ana, Ustadzah Halimah, dan Ustadzah Rossa.

Setelah menemukan dan bertemu colan PJ Syar’I (Ust. Wahyu Firmansyah dan Ust. Wafi Marzuki Ammar), dan calon Kapala Kuttab (Ust. Jimmi Abdilah), maka Akbar Muzakki ketepatan bertugas pekerjaan ke Jakarta, sekaligus menjadi  tim advance ketemu dan silaturrahim ke KAF Depok dan mencari penginapan. Maka telah disetujui pihak KAF Pusat dengan waktu yang telah ditentukan bertemulah di ruang pertemuan Bazar Madinah yang dihadiri oleh ust. Lilik dan ust. Ahmad Arqom. Dan di malam harinya bersilaturrahim dengan ust. Budi Ashari di kediamannya hingga larut malam. Ust. Budi Ashari menegaskan bahwa proposal diterima dan berdoalah, karena kami terus mempelajari kesungguhan antum.

Di waktu tidak lama, tim KAFSIDA mendengar bahwa ust. Budi Ashari akan menghadiri suatu acara KAF se Jawa Timur di Gresik; yang dikumudian hai kita mengenalnya dengan istilah pertemua itu multaqo. Nah, disela-sela wakto longgar ust. Budi juga melakukan safari dakwah yang terjadwal di masjid Al Ikhlas Deltasari (tim KAFSIDA-Akbar Muzakki dan Haqi;  yang berusaha untuk berkenalan dan mengajak agar ust. Budi bisa ke markas KAFSIDA istilah yang biasa diujarkan ketika pertemuan-pertemuan darat).  Berlanjut safari dakwah ust. Budi ke masjid Al Irsyad dihadang pula oleh ust. Wafi dan Farid Kurniawan. Lanjut sehari berikutnya seluruh tim penggagas KAFSIDA hadir di masjid Petro Gresik untuk menemui ust. Budi, hingga tak berkutik malam itu. Tim KAFSIDA diajak ikut pertemuan akhir multaqo di KAF Gresik yang dikawal ust. Lilik, Ust. Galan dan ust. Irawan (Pj pengelola Gresik) dengan melahap sajihan makanan biryani, gulai dan masakan ala Timur Tengah.

Alhasil, sepulang dari pertemuan itu sekilas ada informasi bahwa KAF Sidoarjo disetujui. Besar harapan dan doa tim selalu terus menyertai hingga KAF Pusat memanggil kembali tim untuk bisa hadir ke Depok dengan menambahkan persyaratan tanah wakaf yang akan dijadikan tempat pembelajaran. Di saat pertemuan itu pun tim memberikan selembar wakaf pinjam gedung yang berlokasi di Bazaf (pen-saat ini) dipakai sebagai ruang kelas, serta dilengkapi foto copy tanah wakaf yang akan dibangun di Jl. Walet 1B, Rewwin, Waru, Sidoarjo. Dan sepulang dari pertemuan tersebut setidaknya telah disepakati bahwa PJ Syari dimandatkan pada ust. Wafi Marzuki Ammar dan Kepal KAF adalah ust. Jimmi Abdillah. 

Dan tak lama setelah mendapat calon guru dan melakukan observasi kegiatan belajar di Malang, Gresik dan Jombang. Maka segeralah KAFSIDA menggelar pendaftaran santri baru. Dan subhanallah espon masyarakat menyambut pendaftaran itu dengan menggelar Stadium General pertama di masjid Ad Dakwah yang disampaikan oleh ust. Walid Ilham dari KAF Pusat.

Akhir dari kegiatan Stadium General yang digelar pun ditutup dengan resmi dinyatakan bahwa KAFSIDA berdiri. Penyampaian sertifikat piagam berdirinya KAFSIDA diberikan ust. Walid Ilham diserahkan kepada Farid Kurniawan sebagai penanggungjawab pengelola KAF Sidoarjo.

Perjalanan KAFSIDA pun dengan membuka 2 kelas yang dipimpin oleh Kepala KAFSIDA ust. Jimmi itu didampingin oleh ust. Ahmad Arqom dari KAF pusat selama sebulan. Dalam perjalanan tahun pertama KAFSIDA dan tim KAFSIDA bergerak terus membangun gedung KAF di Walet hingga ust. Budi Ashari hadir untuk melihat langsung proses pembangunan. Pembangunan terus dikebut, dan beberapa skema disain bangunan seteah mendapatkan masukan dari ust. Budi Ashari, ada banyak hal yang harus dibreakdown agar tidak kelihatan meah dan megah. Hindari kemegahan dan sederhanakanlah bangunan kuttab ini, tegas ust. Budi sambil melihat profile foto dan disain bangunan.

Pertemuan silaturahim ust. Budi di KAFSIDA ini berlangsung penuh dengan kekeluargaan. Pertemuan dengan Ust. Budi yang digelar di kediaman Farid Kurniawan selaku pengelola KAFSIDA dan beberapa pengelola KAF Jatim hadir saat itu. Akbar Muzakki berseloroh insya Allah dengan hadirnya KAFSIDA ini, maka ibukota provinsi KAF Jawa Timur akan berada di Sidoarjo. Alasannya sederhana, tim KAF pusat bila mau berkunjungan ke KAF daerah Jawa Timur, perlintasan perjalanan darat maupun udara bahkan laut lebih mudah singgah di Sidoarjo ketimbang kota lain yang ada KAF di Jawa Timur ini.

Qodarallah waktu terus berjalan menjadi kenyataan bahwa office Jatim KAF pun berkantor tak jauh dari KAFSIDA.

Kini perjalanan visi dan misi KAF di Sidoarjo terus berjalan dengan pergantian kepemimpinan. diawal tahun Kepala Kuttab dipegang oleh ust. Jimmi Abdillah. Tahun kedua (2019), KAF Pusat mengirim ust. Ibnu Ahmad sebagai kepala kuttab sekaligus tugasnya juga menjadi kepanjangan tangan pembinaan guru-guru KAF se-Jatim. Dan di tahun keempat (2021) KAFSIDA mengalami pergantian kepemimpinan pengelola diserahkan kepada M Rusli Maika yang sbelumnya dijabat oleh Farid Kurniawan, dan   sebagai Kepala Kuttab dipegang oleh M. Azmi.

Dan di tahun keempat (2021), KAFSIDA terus berkembang dan bertumbuh santri maupun gurunya. Dan Allah juga memberikan amanah tanah wakaf baru seluas 1100 meter persegi. Harapannya setahun kedepan KAFSIDA bisa membangun beberapa kelas lagi, karena gedung yang berada di Walet sudah tidak mampu menampung santri dan aktifitas belajar lagi.

Semoga Allah karuniakan keteguhan iman, kemudahan dan keberkahan ilmu dan rezeki yang dicukupkan. Dan Allah terus membimbing kita ke jalan keikhlasan untuk membangun pendidikan yang mewjudkan peradaban di muka bumi ini.