Link artikel sebelumnya:
http://www.kuttabalfatih.com/berbaik-sangkalah-kepada-nya/
Setelah pertanyaan malaikat tentang apa hikmah dari penciptaan manusia kepada Allah sebagaimana al Hafidz Ibnu Katsir sampaikan di kitabnya Qashash al Qur’an, maka Allah pun menjawab pertanyaan para malaikat dengan firman-Nya: “Qaala innii a’lamu maa laa ta’lamuun.” “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”
Ayat di atas terdapat pada surat al Baqarah ayat 30. Kalau kita perhatikan dengan seksama ayat ini, maka akan kita temukan dua kata yang berakarkan ilmu, yaitu “a’lamu” dan “ta’lamuun” hal ini memberi petunjuk pentingnya bertindak dan berucap dengan ilmu.
Berikutnya adalah firman Allah diatas menjelaskan pada kita, betapa luasnya ilmu yang dimiliki Allah, oleh karenanya salah satu dari nama-nama Allah adalah al ‘Aliim dan kata al ‘Aliim dalam al Qur’an terulang sampai 154 kali.
Tahukah kita posisi keberapa nama Allah “al ‘Aliim” disebut dalam al Qur’an? ‘Athif Rajab al Qaanuu’ dalam al I’jaz al Bayani fi Nadzmi Khawatim al Ayat kata al ‘Aliim menduduki posisi pertama diantara nama-nama Allah yang sering disebut dalam al Qur’an.
Inilah sebabnya kenapa Islam mengawali perjalanannya dengan kata “Iqra” bacalah, karena membaca adalah jalan untuk meraih ilmu dan dengan ilmu Allah ingin mengangkat derajat umat Islam di atas umat-umat yang lain, sebagaimana kata al ‘Aliim nama Allah yang paling banyak terulang dalam al Qur’an.
Hal ini yang ingin disampaikan Allah kepada seluruh makhluk-Nya, bahwa ilmu Allah sangat luas dan ilmu makhluk-Nya hanya sedikit sebagaimana firman Allah: “Wamaa uutiitum minal ‘ilmi illa qaliilan”. Kalau ilmu makhluk-Nya (termasuk kita) hanya sedikit, maka tunduklah kepada Dzat yang memiliki ilmu yang sangat luas.
Ketundukan inilah yang ditunjukkan para malaikat di hadapan Allah dengan cara bertanya apa hikmah di balik penciptaan manusia, yang oleh Allah dijawab dengan: “Innii a’lamu maa laa ta’lamuun.”
Berkaitan dengan firman Allah tersebut, al Hafidz Ibnu Katsir dalam Qashash al Qur’an menyampaikan terkait hikmah penciptaan manusia: “Akan muncul dari golongan manusia para Nabi, Rasul, orang-orang jujur dan para pejuang di jalan Allah.”
Iya, akan muncul orang-orang beriman, shalih, baik dan penyeru kebaikan yang melalui mereka Allah ingin memakmurkan bumi, sehingga nama Allah disucikan dan diagungkan kurang lebih seperti itulah makna ungkapan al Hafidz Ibnu Katsir.
Kemunculan para Nabi, Rasul, orang-orang jujur dan para pejuang di jalan Allah tidak terlepas dari bekal yang diberikan Allah kepada mereka, dan bekal itu adalah ayat setelahnya: “Wa ‘allama Aadama al asmaa-a kullahaa,” “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama semuanya.”
Subhaanallah, ternyata dari awal penciptaan manusia Allah sudah kaitkan dengan aktifitas keilmuan. Lalu kenapa kita berpaling dari ilmu, kalau sejarah kita sangat akrab dengan keilmuan?
Maka bacalah wahai anak cucu Adam, supaya hikmah penciptaan kita menyebar di seluruh pelosok alam.
#2kurikulum
#imansebelumquran
#adabsebelumilmu
#sentuhanembunAMT
#2